Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

Senin, 28 Mei 2012

SYAIR PENJUAL KACANG

Al-Habib , seorang  yang  dikasihi  oleh banyak orang  dan  senantiasa
didambakan kemuliaan  hatinya, malam  itu  mengimami  sholat   isya suatu  jamaah yang
terdiri  dari para  pejabat  negara  dan  pemuka masyarakat.
     Berbeda  dengan  adatnya, sesudah tahiyyat  akhir   diakhiri  dengan salam, 
Al-Habib langsung  membalikan  tubuhnya, menghadapkan  wajahnya
kepada  para  jamaah  dan menyorotkan  matanya  tajam-tajam.
     "Salah  seorang  dari kalian  keluarlah   sejenak  dari  ruang  ini,  "
katanya, "Di halaman  depan  sedang  berdiri seorang  penjual   kacang  godok.
Keluarkan  sebagian  dariuang  kalian,  belilah  barang   beberapa bungkus."
     Beberapa  orang langsung  berdiri  dan   berlari  keluar, dan  kembali
ke  ruangan  beberapa  saat  kemudian.
     "Makanlah  kalian  semua,"  lanjut   Al-Habib, "Makanlah  biji-biji
kacang itu,  yang  diciptakan oleh  Alloh dengan
kemuliaan  ,  yang dijual  oleh  kemuliaan dan  dibeli
oleh  kemuliaan." Para  jamaah  tak  begitu  memahami
kata-kata Al-habib,sehingga  sambil  menguliti    dan
memakan  kacang,  wajah  mereka  tampak  kosong.
     "Setiap  penerimaan  dan  pengeluaran   uang,"  kata  Al-Habib,
"hendaklah  dipertimbangkan  berdasarkan  nilai
kemuliaan.Bagaimana  mencari  uang,  bagaimana  sifat
proses  datangnya  uang  ke saku  kalian,  untuk  apa dan
kepada siapa  uang itu  dibelanjakan  atau  diberikan, akan
  menjadi ibadah  yang  tinggi  derajatnya  apabila
diberangkatkan  dari  perhitungan untuk  memperoleh
kemuliaan."  "Tetapi  ya  Habib,"  seorang   bertanya,
"apa  hubungan  antara  kita  beli kacang  malam  ini
dengan kemuliaan?" Al-habib menjawab,  "Penjual  kacang itu
bekerja  sampai larut  malam  atau  bahkan  sampai
menjelang  pagi.Ia  menyusuri jalanan, menembus  gang-gang  kota
dan kampung-kampung.Di  malam hari pada umumnya orang
tidur,  tetapi penjual  kacang itu amat  yakin  bahwa
Alloh  membagi  rejeki  bahkan  kepada seekor nyamuk
pun.Itu  taqwa  namanya.  Berbeda  dari  sebagian  kalian
yang sering  tak yakin akan  kemurahan  Alloh,  sehingga
cemas dan untuk  menghilangkan  kecemasan  hidupnya
ia lantas melakukan korupsi, menjilat  atasan  serta
bersedia  melakukan dosa apa  pun saja  asal  mendatangkan uang."
     Suasana  menjadi hening.Para jamaah  menundukkan   kepala
dalam-dalam.Dan  Al-Habib  meneruskan, "Istri dan anak
penjual  kacang  itu  menunggu  di  rumah,  meunggu   dua
atau tiga  ribu  rupiah  hasil  kerja  semalaman.Mereka ikhlas
dalam  keadaan  itu.Penjual  kacang  itu  tidak  mencuri
atau  memperoleh uang  secara  jalan pintas  lainnya.Kalau ia punya
situasi mental  mencuri,  tidaklah  ia  akan  tahan
berjam-jam  berjualan."
     "Punyakah  kalian  ketahanan  mental   setinggi itu?" Al-Habib
bertanya,  "Lebih  muliakah  kalian  dibanding  penjual kacang  itu,
atau  ia  lebih  mulia  dari  kalian?  Lebih  rendahkah
derajat  penjual kacang  itu  dibanding  kalian,  atau  di   mata  Alloh
ia lebih  tinggi  maqom-nya  dari  kalian?  Kalau demikian,
  kenapa  dihati  kalian selalu  ada  perasaan  dan   anggapan bahwa
seorang  penjual  kacang  adalah  orang  rendah  dan   orang
  kecil?"
     Dan  ketika  akhirnya Al-Habib  mengatakan,   "Mahamulia  Alloh  yang
menciptakan  kacang, sangat  mulia  si penjual  kacang
itu dalam  pekerjaannya,  serta  mulia  pulalah  kalian
yang  membeli  kacang  berdasar  makrifat  terhadap   kemuliaan....".
                Salah   seorang  berteriak,  melompat dan memeluk  tubuh  Al
 -Habib  erat-erat.




Read More “SYAIR PENJUAL KACANG”  »»

BATAS DOGMA

Pada  suatu hari, Sultan Mahmud yang Agung berada dijalan di
 Ghazna,  ibu  kota  negerinya.   Dilihatnya   seorang   kuli
 mengangkut  beban  berat, yakni sebungkah batu yang didukung
 di punggungnya.  Karena  rasa  kasihan  terhadap  kuli  itu,
 Mahmud tidak bisa menahan perasaannya, katanya memerintah:
 
 "Jatuhkan batu itu, kuli."
 
 Perintah  itupun langsung dilaksanakan. Batu tersebut berada
 di tengah jalan, merupakan gangguan bagi siapapun yang ingin
 lewat,   bertahun-tahun  lamanya.  Akhirnya  sejumlah  warga
 memohon raja agar memerintahkan orang memindahkan batu itu.
 
 Namun Mahmud, menyadari  akan  kebijaksanaan  administratif,
 terpaksa menjawab.
 
 "Hal  yang  sudah  dilaksanakan  berdasarkan perintah, tidak
 bisa dibatalkan oleh perintah yang  sama  derajatnya.  Sebab
 kalau  demikian, rakyat akan beranggapan bahwa perintah raja
 hanya berdasarkan kehendak sesaat saja. Jadi, biar saja batu
 itu disitu."
 
 Oleh  karenanya  batu  tersebut tetap berada di tengah jalan
 itu  selama  masa  pemerintahan  Mahmud.  Bahkan  ketika  ia
 meninggal  batu  itu  tidak  dipindahkan, karena orang-orang
 masih menghormati perintah raja.
 
 Kisah itu sangat terkenal.  Orang-orang  mengambil  maknanya
 berdasarkan  salah  satu  dari  tiga tafsiran, masing-masing
 sesuai dengan kemampuannya.
 
 Mereka yang menentang kepenguasaan beranggapan  bahwa  kisah
 itu   merupakan   bukti  ketololan  penguasa  yang  berusaha
 mempertahankan kekuasaannya.
 
 Mereka yang menghormati  kekuasaan  merasa  hormat  terhadap
 perintah, betapapun tidak menyenangkannya.
 
 Mereka  yang  bisa  menangkap  maksudnya  yang  benar,  bisa
 memahami nasehat yang tersirat. Dengan menyuruh  menjatuhkan
 batu  di  tempat  yang  tidak  semestinya sehingga merupakan
 gangguan, dan kemudian membiarkannya berada  disana,  Mahmud
 mengajar  kita agar mematuhi penguasa duniawi -dan sekaligus
 menyadarkan kita bahwa siapapun yang memerintah  berdasarkan
 dogma kaku, tidak akan sepenuhnya berguna bagi kemanusiaan.
 
 Mereka  yang menangkap makna ini akan mencapai taraf pencari
 kebenaran, dan akan bisa menambah jalan menuju Kebenaran.
 
 Catatan
 
 Kisah  ini  muncul  dalam  karya   klasik   yang   terkenal,
 Akhlaq-i-Mohsini   'Akhlak  Dermawan,'  ciptaan  Hasan  Waiz
 Kashifi; hanya saja tanpa  tafsir  seperti  yang  ada  dalam
 versi ini.
 
 Versi  ini  merupakan  bagian  ajaran  syeh  Sufi  Daud dari
 Qandahar, yang meninggal tahun  1965.  Kisah  ini  merupakan
 pengungkapan  yang  bagus  tentang  pelbagai taraf pemahaman
 terhadap  tindakan;  masing-masing  orang  akan   menilainya
 berdasarkan  pendidikannya. Metode penggambaran tak langsung
 yang dipergunakan Sultan Mahmud itu dianut  pada  Sufi,  dan
 bisa diringkaskan dalam ungkapan, "Bicaralah kepada dinding,
 agar pintu bisa mendengar."

Read More “BATAS DOGMA”  »»

Khidhr...oh...Khidhr

Masih hidupkah Khidhr ? Entahlah, saya memang mendengar
cerita seorang 'alim yang mengaku berjumpa Khidhr. Nama
Khidhr memang sudah terlanjur melegenda, meskipun al-Qur'an
sendiri tidak pernah menyebut nama Khidhr secara
terang-terangan. Al-Qur'an melukiskan Khidhr dengan
"...seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah
Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah
Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (QS 18:65)

Perhatikan redaksi yang digunakan al-Qur'an. Ternyata, Khidhr
atau apapun nama beliau hanyalah satu dari sekian banyak
hamba Allah yang telah diberi rahmat dan ilmu. Boleh jadi
banyak sekali hamba Allah yang punya kelebihan seperti Khidhr,
tetapi Allah tidak beritakan kepada kita atau kita memang tidak
mengetahuinya. Tapi itulah Khidhr, sebuah nama yang terlanjur
melegenda dan menyimpan misteri yang tak kunjung habis
dibicarakan.

Dalam surat al-Kahfi diceritakan bagaimana Nabi Musa ingin

berguru dengan Khidhr. Khidhr semula menolak, namun Musa
terus mendesak. Perhatikan redaksi al-Qur'an ketika mengutip
penolakan Khidhr, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan
sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar
atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang hal itu?" (QS 18:67-68)


Khidhr menolak Musa bukan dengan argumen bahwa Musa itu

bodoh atau malas. Khidhr menolak Musa karena Musa tidak
akan bisa bersikap sabar. Soalnya, kata Khidhr, bagaimana
kamu bisa sabar pada persoalan yang kamu tidak punya ilmu
tentangnya?

Begitulah yang terjadi. Musa selalu memprotes dan

menyalah-nyalahkan perbuatan Khidhr yang, dipandang dari
sudut pengetahuan Musa, merupakan perbuatan yang keliru.

Sayang, kita jarang mau belajar dari kisah Khidhr dan Musa ini.

Seringkali kita sebar kata "sesat", "kafir", "menyimpang", "bid'ah"
kepada saudara-saudara kita, yang dipandang dari sudut
pengetahuan yang kita miliki, melakukan kesalahan besar.

Kita menjadi emosional, kita menjadi tidak sabar. Pada saat itu,

ada baiknya kita ingat kembali kisah Khidhr dan Musa. Kisah
Khidhr mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran merupakan
lambang tingginya pengetahuan.

Read More “Khidhr...oh...Khidhr”  »»

BOHONG

Bila anda ingin sukses sebagai pemimpin,
atau anda ingin meraih keuntungan baik
keuntungan secara ekonomis ataupun politis,
hanya ada satu kunci sukses: berbohong!

Machiavelli mengingatkan kita semua,

'Buat seorang penipu ulung, selalu ada banyak
orang yang siap ditipu.' Menipu dan berbohong
adalah tekhnik yang paling efektif dalam menguasai
massa. Bila anda bisa menang dengan menipu,
lakukan tipuan. Bila dengan kejujuran anda kalah,
campakkan kejujuran tersebut.

Namun apa sebenarnya kebohongan itu?

Sissela Bok memberi definis yang bagus. Kebohongan
adalah mengkomunikasikan pesan yang dimaksudkan
untuk  menyesatkan orang lain, untuk membuat orang
lain itu percaya apa yang kita sendiri tidak percayai.
Kebohongan bukan saja misinformasi tetapi juga
meliputi segala pernyataan atau perbuatan yang
direkayasa untuk menyesatkan, mengecoh atau
membingungkan.

Lebih celaka lagi, bagi penganut mazhab berbohong

ini, kebenaran adalah kebohongan yang terus menerus
diulang dan diceritakan ribuan kali. Orang yang berbuat
bohong selalu menciptakan ribuan skenario.  Bila satu
skenario gagal, diciptakanlah skenario baru. Begitu seterusnya.
Kebohongan memang hanya dapat dipertahankan
dengan kebohongan lagi. Bila anda ingin berbohong,
ulangi dusta itu ribuan kali. Nati anda akan takjub bahwa
orang-orang akan menganggap itulah kebenaran.

Namun mengapa orang harus berbohong? Orang berbohong

biasanya disebabkan tiga hal, yaitu kebiasaan, kerakusan dan
 kedengkian. Satu saja sebab ini ada pada diri kita, dapat dipastikan
kita pasti gemar berbohong.

Jikalau ada anak dibesarkan dalam keluarga yang biasa

berbohong, dia akan tumbuh sebagai pembohong nantinya.
Jikalau sepasang suami isteri biasa berbohong pada sejawatnya,
satu waktu nanti diantara suami-isteri pun akan saling
membohongi. Kerakusan kita terhadap apa saja, baik itu jabatan,
uang ataupun kenikmatan duniawi lainnya, akan membuat kita
sadar atau tidak sadar menjadi pembohong kelas berat.
Kedengkian, berbarengan dengan permusuhan kepada
golongan lain, mendorong orang untuk menjatuhkan orang
lain itu dengan kebohongan.

Kepada mereka yang suka berbohong, cukuplah tiga ayat

berikut ini:
"....Sesungguhnya Allah tak akan memberikan petunjuk
kepada orang yang keterlaluan dan suka berbohong (QS 40:28);
Kecelakaanlah bagi setiap pembohong yang berdosa (QS45:17);
Sesungguhnya yang berbuat bohong itu hanyalah orang-orang
yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah....(QS 16:105).

Nabi yang mulia mengingatkan para pendusta, 'Pengkhianatan

yang paling besar ialah engkau memberi informasi kepada
saudaramu, yang informasi itu mereka percayai, padahal
engkau sendiri berdusta (Bukhari dan Abu Dawud).

Kepada  mereka yang sering berbohong, ada baiknya kita

sampaikan bahwa lambat laun orang akan menyadari dan
mencium aroma dusta di lidah anda. Perlahan tapi pasti,
setiap orang  akan mendeteksi kebohongan anda. Di saat itu
 terjadi, anda akan terkejut menyadari betapa sempitnya dunia
ini ketika semua orang mengetahui kebohongan anda.
Yang anda bisa lakukan hanyalah berhenti dan bertobat,
atau mencari mangsa baru yang belum tahu siapa anda.
Beruntunglah anda bila memilih yang pertama, dan celakalah
anda bila anda masih saja mencari mangsa baru.

Lebih celaka lagi, adalah mereka yang selalu menjadi korban

kebohongan, namun tidak sadar dan terus memilih anda
sebagai pemimpinnya dan selalu menyediakan ruang bagi
anda untuk terus berbohong.

Muslim yang baik, tak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama.

 

Read More “BOHONG”  »»

Minggu, 27 Mei 2012

Letak Geografis Kota Makkah dan Misteri Bilangan Fibonacci

Jika kita mengukur jarak Kota Makkah ke arah Kutub Utara, diperoleh angka 7631.68 km, sedangkan jika ke arah Kutub Selatan, diperoleh angka 12348.32 km. Apabila kedua angka tersebut kita diperbandingkan : 12348.32 km / 7631.68 km = 1.618
Angka 1.618 di dalam matematika, dikenal sebagai Bilangan Fibonacci, yang didefinisikan dengan rumus sebagai berikut:


Penjelasan:
Barisan ini berawal dari 0 dan 1, kemudian angka berikutnya didapat dengan cara menambahkan kedua bilangan yang berurutan sebelumnya.
Dengan aturan ini, maka barisan bilangan Fibonaccci diperoleh :
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946…
Barisan bilangan Fibonacci dapat dinyatakan sebagai berikut:
Fn = (x1n – x2n)/ sqrt(5)
dimana :
Fn adalah bilangan Fibonacci ke-n
x1 dan x2 adalah penyelesaian persamaan x2-x-1=0
Perbandingan antara Fn+1 dengan Fnhampir selalu sama untuk
sembarang nilai n dan mulai nilai n tertentu, perbandingan ini nilainya tetap. Perbandingan itu disebut Golden Ratio (Rasio Emas) yang nilainya mendekati 1,618.
Fakta-Fakta Bilangan Fibonacci
1. Jumlah Daun pada Bunga (petals)
Mungkin sebagian besar tidak terlalu memperhatikan jumlah daun pada sebuah bunga. Dan bila diamati, ternyata jumlah daun pada bunga itu menganut deret fibonacci. contohnya:

  •  jumlah daun bunga 3 : bunga lili, iris
  •  jumlah daun bunga 5 : buttercup (sejenis bunga mangkok)
  •  jumlah daun bunga 13 : ragwort, corn marigold, cineraria,
  •  jumlah daun bunga 21 : aster, black-eyed susan, chicory
  •  jumlah daun bunga 34 : plantain, pyrethrum
  •  jumlah daun bunga 55,89 : michaelmas daisies, the asteraceae family
Ingin lihat buktinya? silahkan diamati beberapa gambar berikut :






3. Tubuh Manusia
Hubungan kesesuaian “ideal” yang dikemukakan ada pada berbagai bagian tubuh manusia rata-rata dan yang mendekati nilai rasio emas dapat dijelaskan dalam sebuah bagan umum sebagaimana berikut:Nilai perbandingan M/m pada diagram berikut selalu setara dengan rasio emas. M/m = 1,618

Contoh pertama dari rasio emas pada tubuh manusia rata-rata adalah jika antara pusar dan telapak kaki dianggap berjarak 1 unit, maka tinggi seorang manusia setara dengan 1,618 unit. Beberapa rasio emas lain pada tubuh manusia rata-rata adalah:
  • Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku,
  • Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala,
  • Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala,
  • Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
Hubungan Makkah dan Bilangan Fibonacci, dalam Al Qur’an

Jika jumlah seluruh huruf dalam QS. Ali Imran (3) ayat 96, yang berjumlah 47, dibagi angka Fibonacci 1.618, di dapat…
47/1.618 = 29
Dimana angka 29, merupakan jumlah huruf dari pangkal ayat sampai kepada kata Bakkah (Makkah)…
Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam
(QS. Ali Imran (3) ayat 96)
SUMBER

Read More “Letak Geografis Kota Makkah dan Misteri Bilangan Fibonacci”  »»

 
Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - KALIMATA is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO